Endank Soekamti - Selamatkan Aku


Kubenci malam ini kubenci tempat ini dan kesepian ini menggangguku
didalam botol ini didalam asap ini bayang-bayang dirimu membunuhku
haruskah semua yang dulu tlah datang pergi dan menghilang ku terus bertanya engkau dimana
mungkinkah sekarang seorang kan datang temani diriku sebelum terlambat selamatkan aku
Kubenci malam ini kubenci tempat ini dan kesepian ini menggangguku
didalam botol ini didalam asap ini bayang-bayang dirimu membunuhku
haruskah semua yang dulu tlah datang pergi dan menghilang ku terus bertanya engkau dimana
mungkinkah sekarang seorang kan datang temani diriku sebelum terlambat selamatkan aku
haruskah semua yang dulu tlah datang pergi dan menghilang ku terus bertanya engkau dimana
mungkinkah sekarang seorang kan datang temani diriku sebelum terlambat selamatkan aku ..

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Sang Legenda Selain Bob Marley ..

Jacob Miller (May 4, 1952 – March 23, 1980) was a Jamaican reggae artist who first recorded with Clement Dodd. While pursuing a prolific solo career, he became the lead singer for reggae group Inner Circle with whom he recorded until his death in a car accident at the age of 27. Jacob Miller was born in Mandeville, Central Jamaica on May 4, 1952 to Joan Ashman and Desmond Elliot. At the age of eight he moved to Kingston, Jamaica where he grew up with his maternal grandparents. In Kingston, Miller began spending time at popular studios including Clement Dodd’s Studio One. He recorded three songs for Dodd, including “Love is a Message” in 1968, which the Swaby brothers, (Horace, later called Augustus Pablo, and Garth) played at their Rockers Sound System. While the song did not garner much success nor maintain Dodd’s attention in Miller, it resulted in Pablo’s sustained interest in Miller. After the brothers launched their own label in 1972, Pablo recorded a version of “Love is a Message” named “Keep on Knocking” in 1974. In the next year and a half Miller recorded five more songs for Pablo, “Baby I Love You So,” “False Rasta,” “Who Say Jah No Dread,” “Each One Teach One,” and “Girl Named Pat”, each of which became a Rockers classic with King Tubby dubs on their b-sides. These singles developed Miller’s reputation and ultimately drew Inner Circle to hire him as a replacement lead singer. Inner Circle was an emerging reggae group made popular playing covers of American Top 40 hits. Band leader Roger Lewis said Jacob Miller was “always happy and jovial. He always made jokes. Everyone liked Jokes.” Adding Miller as lead singer, the band’s lineup was Roger Lewis on guitar, Ian Lewis on bass, Bernard “Touter” Harvey on keyboards, and Rasheed McKenzie on drums. Coining Miller as Jacob “Killer” Miller, the group continued to accrue popularity. They signed with Capitol Records in 1976 and released two albums, Reggae Thing and Ready for the World. Their first hit with Jacob Miller was “Tenement Yard”, followed by “Tired Fi Lick Weed In a Bush”. While recording, Miller continued pursuing a solo career, recording “Forward Jah Jah Children,” “Girl Don’t Com” produced by Gussie Clarke, and “I’m a Natty” produced by Joe Gibbs. He earned second place in Jamaica’s 1976 Festival Song competition with the song “All Night ‘Till Daylight” and produced his first solo album in 1978, Dread Dread. While most of Miller’s solo work were backed by Inner Circle members, his preferred Rockers style diverged from the tendency of Inner Circle to experiment with other genres, including pop, soul, funk and disco. The track which has brought him the most lasting recognition is the rockers standard 'King Tubby Meets The Rockers Uptown' with Augustus Pablo, a dub of 'Baby I Love you So,' engineered by King Tubby. Other notable tracks with Augustus Pablo include 'Keep on Knocking,' 'False Rasta' and 'Who Say Jah No Dread', all produced by Pablo. The album Who Say Jah No Dread features two versions of each of these tracks; the original and a dub engineered by King Tubby. Miller was featured in the film Rockers, alongside many other musicians including Gregory Isaacs, Big Youth and Burning Spear. In the movie, he plays the singer of a hotel house band, (in reality Inner Circle), who are joined on drums by the film's hero, Leroy "Horsemouth" Wallace and play a live version of Inner Circle's hit "Tenement Yard". In March 1980, Jacob Miller went with Bob Marley and Chris Blackwell to Brazil to celebrate Island opening new offices in South America. On Sunday, March 23, 1980 Miller was killed at age 27 in a car accident on Hope Road in Kingston, Jamaica. Miller and Inner Circle had been preparing for an American tour with Bob Marley and the Wailers, and the next album, Mixed Up Moods, had been recorded before his death. Jacob Miller was UK reggae artist Maxi Priest's uncle.

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Bioghraphy of Alm.Mbah Surip

Mbah Surip Tiada, Indonesia Berduka Mungkin ungkapan di atas tepat untuk menggambarkan suasana duka bangsa Indonesia atas meninggalnya Mbah Surip. Begitu berpengaruhnya sosok Mbah Surip sehingga membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Mbah Surip dan mengharapkan semangat berkesenian Mbah Surip bisa terus dilanjutkan. “Saya mendengar Mbah Surip meninggal dunia dan saya ikut berbelasungkawa dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan sesuai amal baktinya,” kata beliau. Menurut Presiden, sosok seperti Mbah Surip ini bisa memberikan pelajaran berharga dalam semangat menekuni bidang tertentu seperti di bidang kesenian. Mbah Surip, penyanyi lagu fenomenal “Tak Gendong” itu meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Pusat Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes), Kramat Jati Jakarta Timur, pada Selasa (04/08/09) sekitar pukul 10:30 WIB. Misteri di Balik Kematian Mbah Surip Sebenarnya ada yang janggal saat kematian Mbah Surip. Ya, benar… mulut Mbah Surip telah berbusa saat dilarikan ke RS Pusdikkes, Jakarta Timur. Namun apa penyebabnya, belum diketahui hingga kini. Beredar dugaan bahwa Mbah Surip kelelahan, sakit jantung, di samping juga beliau tidak terbiasa dengan gaya hidup selebriti apalagi diusianya yang sudah 60 tahun. Yang pasti, kita hanya bisa menanti hasil autopsi. Ada juga fakta menrik yang jarang diketahui oleh publik. Yakni saat menjelang ajal, Mbah Surip meracau, dan perkataan yang keluar dari bibirnya adalah, I love you full… I love you full… demikian berulang kali hingga “ajal menggendongnya”. Kematian yang Fenomenal Mengiringi sosoknya yang begitu populer dan fenomenal, maka berita tentang kematiannya pun begitu dahsyat, termasuk di Twitter. Bahkan, berita kematian Mbah Surip ini berhasil menempati urutan pertama di trending topics mengalahkan berita tentang Michael Jackson. Kematian seseorang memang tak ada yang tahu. Seperti halnya berita tentang kematian Michael Jackson, berita kematian Mbah Surip pun seharusnya membuat kita terus berbuat dan mempersembahkan yang terbaik bagi kehidupan. Selagi masih ada waktu… dan selagi maut belum menjemput. Untuk lebih mengenal sosok beliau yang telah “digendong ajal”, baiklah kita renungkan bagian berikut ini yang akan memaparkan tentang “Riwayat Hidup Mbah Surip”. Selamat mengikuti… . ********************* Mbah Surip In Memoriam ********************* Nama Lengkap: Drs. Ir. Urip Ariyanto, MBA. Nama Beken: Mbah Surip Tempat Lahir : Mojokerto, Jawa Timur Tanggal Lahir : 5 Mei 1949 Wafat: Selasa Wage, 4 Agustus 2009 pukul 10.30 Status: duda dengan empat anak sekaligus kakek dari empat cucu. Mantan Istri: Minuk Sulistyowati (dicerai tahun 1982) Anak: empat orang, berinisial TVRI; 1. Tita (27) 2. Varid (25) 3. Resia (24) 4. Ivo (22) Nama ini memang disengaja oleh Mbah Surip karena memang beliau ingin masuk TVRI saat itu. Riwayat pendidikan: pernah bersekolah di SDN Purwotengah II, Mojokerto. Berijazah SMP, namun hhingga kini pihak keluarga belum menemukan ijazahnya. SMEA dan Sekolah Teknik Mojokerto (STM) Jurusan Mesin (1978), kuliah di bagian kimia (?) Universitas Sunan Giri (Unsuri), Mojokerto, Jawa Timur (1979). Sst… diam-diam, Mbah Surip juga menekuni geologi! Riwayat perjuangannya: masa kecil Mbah Surip dilalui dengan sangat keras. Bahkan, ia harus mengumpulkan makanan basi demi menyambung hidup. Demi membiayai sekolah, ia juga rela bekerja keras, salah satunya dengan berjualan sayur basi dan berjualan ketela dan ubi. Saat kuliah juga disambi bekerja menjual tiket di bioskop. Riwayat Karir: pernah ikut membintangi beberapa film dan beberapa kali pula tampil di televisi. Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, juga pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California. Merasa karirnya belum baik dan rejekinya belum bersinar, Mbah Surip mencoba mengadu nasib di Jakarta. Ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu saat, mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya salah satu lagunya, Tak Gendong, menjadi populer dan menjadi sumber pundi-pundi emasnya. Terbukti lagu Tak Gendong yang dilantunkan oleh Mbah Surip ini mampu membawanya pada tangga popularitas. NSP (nada sambung pribadi) lagu tersebut mampu meraup Rp 9 miliar!!! “Mbah Gimbal” bergaya Bob Marley ini pun mendapat royalti sebesar Rp 4,5 miliar!!! Wow…. Lagu “Tak Gendong” ini diciptakan sekitar tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di sebuah pertambangan minyak di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip, lagu ini memiliki makna filosofi tersendiri, yakni belajar salah. Maksudnya, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah. Resep Mbah Surip untuk merawat rambut ala rasta khas penyanyi reggae: memakai sampo kucing anggora. ”Rambut ini asli. Orang bilang palsu, tapi ini asli. Saya pelihara dari lima presiden berganti di Indonesia,” kata Mbah Surip. Resep sehat: jangan makan yang nggak kamu sukai dan bergaullah dengan orang yang kamu sukai. “Perkedel kan enak. Tahu juga enak, tapi sedikit saja, jangan banyak-banyak. Sedangkan orang lain kan banyak. Saya belajar sedikit saja. Tapi, saya nggak mengatakan menu saya ini sederhana, melainkan cukup,Resep sehat ala Mbah Surip, sederhana saja, Jangan makan yang nggak kamu sukai dan bergaul dengan orang yang kamu sukai. Yang kamu suka itulah resep sehat. Bersiul, bernyanyi, belajar mengaji.” Barang yang selalu dibawa di tas mbah Surip: jarum dan benang warna hitam untuk menata rambut gimbalnya. Kebiasaan semasa hidup: ngopi, merokok, nongkrong. Salah satu lokasi tongkrongannya adalah di Warung Apresiasi (Wapres) di Bulungan, Jakarta Selatan. Makanan Favorit: sayur daun singkong, tahu, dan perkedel kentang Minuman Favorit : teh manis panas dan kopi hitam Aliran Musik: Reggae ala Bob Marley Jargon Khas ala Mbah Surip: I Love You Full Album musik/Album rekaman: Ijo Royo-royo (1997) Indonesia I (1998) Reformasi (1998) Tak Gendong (2003) Barang Baru (2004) Lagu hit (populer): “Tak Gendong” Video Klip: “Witing Trisno” karangan Tony Q Rastafara di MTV. Kekayaan * Menurut Suara Merdeka (05/08/09), penghasilan dari ringbacktone lagu “Tak Gendong” sekitar Rp.2.544.000.000. * Menurut Republika online (04/08/09), kekayaan terakhir tercatat Rp 82 miliar. Keinginan yang belum tercapai: ingin mempunyai sebuah helikopter dan berduet menyanyikan lagu “Thank You Very Much” dengan Manohara. Penghargaan: rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori menyanyi terlama. Ciri Khas atau Keunikan Mbah Surip Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani “Gitar Kopong” nya, menyanyi dengan sangat relaks dan nyanyi ngalor-ngidul dengan gayanya yang khas; kocak, gila, dan bebas ekspresi. Adapun keunikan Mbah Surip yanbg membuat dirinya terus diingat oleh masyarakat antara lain: berkupluk topi Rasta, memiliki rambut gimbal yang dirawat khusus dengan sampo kucing anggora, ke mana-mana selalu membawa gitar, kalau ketawa ngakak ha ha ha ha, memakai baju yang berwarna-warni, nyentrik, sering naik motor atau ojek meskipun punya mobil, huruf depan nama keempat anaknya berinisial: TVRI, sering mengatakan: I love you full (padahal, maksudnya I love you fool), lagu ciptaannya lucu-lucu dan sederhana sehingga mudah diingat, punya resep awet muda yaitu kopi dan kurangi tidur. Kenangan dan Penilaian Orang tentang Mbah Surip Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran “Manusia Indonesia Sejati” yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut. Menurut Jaja Miharja, seorang artis yang juga penyanyi dangdut, Mbah Surip merupakan figur sahabat yang suka menolong dan tidak pernah marah. “Dia orang yang baik pada sesama. Tak heran meninggalnya Mbah Surip mendapat perhatian dari orang banyak,” begitu katanya kepada ANTARA News (04/08/09) ketika melayat jenazah Mbah Surip di kediaman pelawak Srimulat, Mamiek Prakoso, Jl Kerta Bhakti RT.02/RW.04, Kelurahan Makassar, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Selain itu, Mbah Surip juga dikenal sebagai orang yang dermawan kepada fakir miskin. “Dia belum sempat menikmati hasil kerjanya karena sebagian disumbangkan kepada fakir miskin,” tambah Jaja. Menurut pelawak Srimulat, Tarzan, Mbah Surip pantas menjadi teladan bagi bangsa karena jiwanya yang idealis dan suka menolong orang lain. Lain lagi kata Tukul Arwana. Ia menilai sosok Mbah Surip sebagai orang yang konsisten terhadap apa yang diperjuangkan. “Kita sesama artis belajar dari konsistensi Mbah Surip dalam memperjuangkan sesuatu yang diinginkan,” katanya kepada ANTARA News (04/08/09). Adapun Sheila Marcia mensejajarkan Mbah Surip dengan legenda reggae asal Jamaika, Bob Marley. “Walaupun sekarang banyak musik beraliran melayu, dia nggak terpengaruh. Dia tuh Bob Marley-nya Indonesia,” ujar Sheila kepada detik.com saat ditemui di Indosiar, Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (4/8/2009). “Sejak dulu Surip itu senang bawa gitar, menyanyi ke mana-mana. Mungkin karena tidak punya pekerjaann tetap, rumah tangganya jadi tidak terurus saat itu.” Kata Misdianto, teman kecil mbah Surip. Menurut salah satu teman masa kecil Mbah Surip, Tatok Yulianto (51), Mbah Surip memberinya dua botol parfum untuk dipakai di leher agar cewek kalau mencium bau wangi. Tetangga Mbah Surip di Mojokerto, Rusiati (51), mengakui saat masih muda, Mbah Surip tampan tanpa rambut gimbal. “Itu saat masih muda. Masih tampan. Sekarang kenapa rambutnya seperti itu, jadinya jelek dan terlihat tua,” kata Rusiati. “Urip itu sampai kuliah beberapa tahun. Tapi saya tidak tahu, apakah Urip lulus atau tidak. Sebab Urip kuliah juga disambi bekerja jual tiket di bioskop,” kata kakak Urip alias Mbah Surip, Suhartik kepada detiksurabaya.com di rumah Mbah Surip.

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Reggae Tidak Ada Perbedaan ?

BOOOMMM..!! Salam hangat Brada N Sista. Terbukti sudah kalau Reggae bukan musik untuk kalangan bawah saja, Buktinya Pangeran Harry adik Pangeran William ini mulai keranjingan musik reggae sejak berkunjung ke Jamaika awal tahun 2012 lalu. Rupanya, pertemuan Harry dengan Rita Marley, janda Bob Marley telah memberinya banyak inspirasi tentang aliran musik ini. Sejak lama, Pangeran Harry memang punya minat besar pada dunia musik. Tapi tak ada yang menyangka bahwa aliran musik yang digandrunginya ternyata musik reggae. Wow! Siap membayangkan Harry bergaya reggae? Tak hanya sekedar menggemari, salah satu teman dekat juga mengungkapkan bahwa pria 27 tahun tersebut juga sudah berusaha mempelajari musik tersebut. Bahkan, dia sempat meminta beberapa nasehat tentang musik reggae pada salah satu rekannya yang berprofesi sebagai DJ. Teman-teman Pangeran Harry pun mengatakan bahwa adik pangeran William itu ingin belajar menjadi DJ (Disc Jockey) dan memainkan musik favoritnya di berbagai acara. Namun sayang, pria kelahiran 15 September 1984 itu tidak mau menunjukkan bakatnya menjadi DJ di depan umum. Dibantu dengan seorang DJ klub yang merupakan teman dekatnya, Harry mempelajari bagaimana menjadi DJ. Dan baru-baru ini dikabarkan ia telah menambah koleksi musik remix-nya dengan musik reggae. “Harry memang selalu tertarik pada musik, tapi musik Jamaika ini seolah membuka matanya. Dia mulai bersikap ala reggae setelah kembali ke Inggris,” ungkap sumber tersebut. “Bertemu dengan Rita Marley rupanya juga sangat mempengaruhinya. Wanita itu sepertinya telah memberi pengaruh besar padanya,” lanjut sumber tersebut. Terbuktikan, Penikmat musik Reggae itu bukan hanya dari kalangan bawah, bukan hanya orang kulit hitam, bukan hanya kaum yang tertindas, tapi seorang bangsawan sekelas Pangeran Harry pun menyukai musik dari Jamaika ini. Big Respect

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Bioghraphy Of Alpha Blondy

Alpha Blondy (lahir 1 Januari 1953) merupakan penyanyi reggae Pantai Gading dan artis rekaman internasional. Alpha Blondy lahir Seydou Kone di Dimbokro, Pantai Gading. Dia bernyanyi terutama dalam bahasa asli nya Dioula, dalam bahasa Prancis dan Inggris, dan kadang-kadang dalam bahasa Arab atau Ibrani. lyrics-Nya menyampaikan sikap politik yang serius dan rasa humor. Secara khusus, ia menciptakan istilah democrature Perancis (yang setara bahasa Inggris adalah “democratatorship”) untuk mengidentifikasi beberapa pemerintah Afrika. Seydou Kone – lebih dikenal untuk penggemar musik sebagai Alpha Blondy – lahir di Dimbrokro, Pantai Gading, pada 1 Januari 1953. Young Seydou dibesarkan oleh neneknya, Cherie Coco, yang mencurahkan kepedulian dan perhatian pada cucu dihargai nya. Tapi ini tidak selalu memiliki hasil yang diinginkan. Memang, Seydou diusir dari perguruan tinggi pada tahun 1972 dan pemberontak remaja dikirim ke tetangga Liberia untuk menyelesaikan studinya di sebuah sekolah di ibukota, Monrovia. Langkah ini membuka cakrawala baru bagi Seydou muda. Bahasa resmi Liberia menjadi bahasa Inggris, itu juga berarti bahwa Seydou membuat kemajuan besar dalam bahasa ia mulai belajar di sekolah di Pantai Gading. Setelah menyelesaikan sekolah di Liberia, Seydou demikian sempurna dilengkapi dengan baik untuk pindah ke New York dan melanjutkan studi bahasa Inggris di Big Apple. Selain menyempurnakan bahasa Inggris di New York, Seydou mulai mengambil suatu kepentingan bergairah dalam dunia musik. Dan satu konser khusus di New York adalah untuk memiliki pengaruh besar pada sisa karirnya – pada tahun 1977 Seydou menghadiri kinerja oleh kelompok Burning Tombak legendaris Jamaika dan menemukan dunia indah reggae. Terinspirasi oleh irama menjuluki kuat ia mendengar malam itu, Seydou mulai bernyanyi dengan berbagai kelompok-kelompok lokal. Tetapi ambisi utamanya adalah untuk merekam album sendiri dan memulai karir solo. Mimpi ini hampir terwujud saat Seydou bertemu dengan produser rekaman terkenal Clive Hunt dan pasangan mulai membahas kemungkinan kerjasama. Sayangnya, Hunt keluar dari proyek di menit terakhir dan Seydou Kone dibiarkan tinggi dan kering tanpa kontrak rekaman. Ini awal kekecewaan dikirim spiral muda Seydou menjadi depresi besar dan ia segera meninggalkan New York, kembali ke Pantai nya asli d’Ivoire dan menyiapkan rumah di ibukota, Abidjan. Seydou mengalami gangguan saraf tak lama setelah ia kembali ke Abidjan dan penyanyi muda menghabiskan dua tahun berikutnya pulih di sebuah rumah sakit jiwa. Untungnya, musik Seydou membantunya melalui masa krisis pribadi dan ketika ia menandatangani sendiri keluar dari rumah sakit dia kembali ke karir bernyanyi. Album debut Ketika Seydou meluncurkan kembali karir bernyanyi di 80-an ia melakukannya dengan nama panggung baru, Alpha Blondy (pun pada “bandit” – kata diucapkan “bondee” dalam bahasa Perancis!). Seydou / Alpha mendapat istirahat pertama utamanya tak lama setelah ia kembali ke dunia musik ketika ia ‘ditemukan’ oleh produser televisi terkenal Fulgence Kassy. Terkesan dengan bakat jelas penyanyi muda, Kassy Blondy diundang untuk tampil di acara TV-nya “kebetulan Première” – dan sisanya adalah sejarah musik! Setelah penampilannya di TV nasional, Blondy segera melanjutkan untuk mencapai impiannya untuk rekaman album solo. Dan ketika dirilis pada tahun 1983 Blondy’s debut album, terbukti “Jah Glory”, untuk menjadi sukses sejati. Salah satu trek yang paling menonjol di album ini tidak diragukan lagi “Brigadir Sabari”. (Sung dalam bahasa ibu Blondy’s, Dioula, lagu ini terinspirasi oleh serangan polisi penyanyi menyaksikan kekerasan di Pantai Gading). Blondy segera menjadi bintang besar di kancah musik Abidjan, membuktikan bahwa reggae – yang telah sekian lama dianggap sebagai suara biasanya Jamaika – bisa berhasil ditafsirkan kembali dalam gaya Pantai Gading. catchy beats Blondy’s reggae menjadi semua kemarahan di Abidjan, dan penggemar musik remaja di distrik pusat kota terjadi ibukota segera mengadopsi Blondy sebagai versi nasional mereka sendiri Bob Marley. Dengan sikap suka memberontak, kepribadian bersemangat dan pasokan rupanya tak ada habisnya energi saraf, Alpha Blondy tentu membuat dampak yang besar di kancah musik Afrika Barat. Menyanyi dalam bahasa Perancis dan Inggris serta Baoulé dan nya Dioula asli, Blondy segera melanjutkan untuk menyebabkan utama aduk di kancah musik Eropa juga. Memang, empat lagu Blondy’s EP “Rasta poué” mencetak hit besar di Eropa, mendorong penyanyi untuk meninggalkan tanah airnya untuk kedua kalinya dan mencoba keberuntungannya di luar negeri lagi. Blondy pindah ke Paris pada tahun 1984, di mana ia segera melanjutkan dengan menandatangani kontrak rekaman dengan Pathé-Marconi (EMI). Bintang Pantai Gading kemudian rekaman album kedua, “Cocody Rock”, di Paris, melompat menyeberangi Channel studio di London untuk mengawasi pencampuran akhir album. Terlebih lagi, status Blondy’s sebagai Bob Marley Pantai Gading menerima semacam konfirmasi resmi, ketika penyanyi terbang ke Kingston untuk mencatat judul lagu dari album barunya dengan kelompok dukungan mantan Marley The Wailers. Setelah peluncuran “Cocody Rock”, Blondy memulai pada jadwal tur sibuk, melakukan secara luas di seluruh Afrika Barat. energi tinggi penyanyi ini menunjukkan terbukti sukses besar, ratusan penggemar reggae remaja kemasan luar stadion di seluruh wilayah untuk alur untuk memimpin manusia Pantai Gading-reggae. Ketika Blondy kembali ke Pantai Gading setelah ini tur melelahkan, ia langsung kembali ke studio untuk mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “Apartheid adalah Nazisme”. Blondy’s album ketiga, yang dirilis pada tahun 1985, adalah lagu kebangsaan militan yang menuntut mengakhiri apartheid dan kebebasan untuk semua. “Apartheid adalah Nazisme” juga menampilkan sejumlah menjuluki lebih lembut trek seperti “Yesus datang kembali” – yang ditemukan Blondy menjajaki vena mistik baru! 1986: “Yerusalem” Blondy lanjutan mistik pendekatan baru pada album keempatnya “Yerusalem”, yang dirilis pada tahun berikutnya. Direkam di studio legendaris Tuff Gong di Jamaika dengan kelompok dukungan mantan Bob Marley The Wailers, “Yerusalem” dipromosikan pesan baru Blondy tentang kesatuan agama. Lagu-lagu di album baru Blondy’s meneliti ajaran Islam, Yudaisme dan Kristen, menggambar inspirasi dari Taurat dan Quran serta Alkitab. Bintang Pantai Gading juga mulai berkhotbah filosofi barunya persatuan agama di panggung – dan ketika Blondy dilakukan di Maroko pada Juli 86 ia memilih untuk menyanyikan lirik Ibrani dari lagu “Jerusalem” kepada audiens Muslim. Beberapa kritikus menganggap ini sebagai tindakan provokasi terbuka, tetapi Blondy melihat dirinya sebagai seorang pria di sebuah misi pribadi untuk mengembalikan keharmonisan beragama di dunia! Pada musim semi 87 Blondy dan kelompoknya Tata Surya memulai tur utama Perancis, menendang dari putaran sibuk konser di Le Zenith di Paris (pada 6 Maret dan 7). Blondy dan Tata Surya kemudian menuju ke Antilles Prancis untuk melakukan serangkaian konser di Martinique dan Guadeloupe. Pantai Gading Reggae Raja kemudian akibat melakukan tur Eropa yang luas – tetapi ini harus dibatalkan pada menit terakhir. NRJ, stasiun radio independen Perancis yang bertugas mengatur tur Eropa Blondy’s, menyalahkan pembatalan pada “perilaku tidak profesional” si penyanyi. NRJ lakukan tampaknya telah dibenarkan dalam keluhan mereka – perilaku Blondy selama periode ini terkenal tidak menentu untuk sedikitnya. Memang, penyanyi yang sering akan membuat para penggemarnya menunggu hingga dua jam sebelum terlambat naik ke panggung! Blondy, yang telah menjadi bintang besar di Afrika Barat oleh tahap karirnya, segera mulai bereksperimen dengan gaya musik baru. Gaya baru ini banyak bukti di album baru bintang Pantai Gading itu “revolusi”, yang dicatat di Paris pada tahun 1987. “Revolusi” ditemukan Blondy mengeksplorasi suara yang lebih mellow, biola beradaptasi dan cello untuk reggae biasa bertempat mengalahkan pada lagu “Sweet Fanta Diallo”. Album ini juga termasuk duet balada lambat (“Miri”) yang Blondy direkam dengan diva legendaris Aicha Pantai Gading Kone. Tapi salah satu trek yang paling menonjol pada “revolusi” – paling tidak dalam hal nilai kebaruan! – Adalah “Jah Houphouët Parle” (Jah Houphouët Speaks). lagu ini persis apa judul dijelaskan – yaitu 10 menit 37 detik dari pidato oleh presiden Pantai Gading-an tercatat lebih dari beat reggae samar-samar. Ini penghargaan untuk Houphouët-Boigny mengambil praktis dua pertiga dari sisi pertama dari album baru Blondy’s! Dan kritikus tidak ragu-ragu untuk menyerang penyanyi untuk itu. Tapi Blondy tetap dingin dalam menghadapi kritik, membela haknya untuk mengekspresikan pandangan politik sendiri. 1988 turun ke awal yang buruk bagi Blondy dengan yang lain serangkaian konser di Paris (di Le Zenith) dibatalkan. Bintang reggae segera bangkit kembali, bagaimanapun, terbang ke Amerika Serikat di mana ia melakukan tur 2 bulan sukses. Tahun berikutnya Blondy menyerah basis di Paris dan kembali ke Abidjan. Tak perlu dikatakan, Blondy kembali ke tanah airnya menyebabkan benar-benar aduk di kancah musik Pantai Gading. Apa lagi, reggae terkemuka Pantai Gading-orang kembali hadiah rumah bantalan – dalam bentuk album barunya “Para nabi”. Blondy, yang menganggap bahwa catatan perusahaannya Pathé Marconi adalah mengabaikan pasar Afrika, telah memutuskan untuk mengambil masalah di tangan dan menjamin promosi album barunya sendiri. Setelah menulis, merekam dan memproduksi “Para nabi” semua sendiri, Blondy juga memutuskan untuk bertanggung jawab atas manajemen sendiri mulai sekarang! Pada akhir 89 Blondy berangkat tur lain utama dengan grupnya Tata Surya, melakukan jumlah yang mengesankan tanggal di seluruh Afrika Barat. Penyanyi kemudian mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “SOS tribale Guerre” (SOS Tribal War). Namun album, direkam di studio 8-track sederhana di Abidjan, adalah tidak sukses secara komersial besar di luar Pantai Gading. 1991: “Masada” Namun, Blondy akan segera pergi penembakan kembali ke puncak tangga lagu Eropa. reggae Afrika “enfant mengerikan” kembali ke Paris pada Desember 91, melakukan tiga sangat populer menunjukkan di Elysee-Montmartre yang bertepatan dengan peluncuran album baru berjudul “Masada”. Ini album baru yang sangat baik menampilkan pengaturan oleh Boncaïna Maïga. Dan Denis Bovell (terkenal karena karyanya dengan pangkat penyair legendaris Kwesi Linton Johnson) bertanggung jawab untuk campuran akhir. Tak pelak, Blondy baru tunggal “Rendez-vous” segera terbukti hit besar dan itu datang tidak mengejutkan kepada siapapun ketika penjualan album “Masada” juga meroket, produktif Blondy disk emas pertamanya. Karir dari “rastafoulosophe” (“Rasta-filsuf” sebagai Blondy suka untuk menggambarkan dirinya sendiri) sudah bangun dan berjalan lagi dan tidak ada kesalahan! Riding gelombang keberhasilannya baru-ditemukan, Blondy menggebrak tur Eropa yang luas, finishing sampai dengan konser kemenangan di Le Zenith di Paris. Namun jadwal tur melelahkan Blondy segera mulai mengambil korban pada saraf rapuh si penyanyi. Setelah menyelesaikan tur Eropa, bintang reggae berputar ke lain depresi besar. Dan pada awal 93 Blondy mengalami kerusakan lain yang menyebabkan dia mencoba bunuh diri. Untungnya, Blondy segera pulih dari kehancuran gugup nya. Memang, bintang reggae Afrika kembali ke garis depan kancah musik di akhir tahun itu dengan sebuah album baru berjudul “Dieu” (Tuhan). Seperti judulnya, album baru Blondy terbukti lebih mistis daripada sebelumnya. Bergabung di studio oleh sekelompok musisi kelas satu, Blondy dipercepat rock reggae tradisional mengalahkan, meluncurkan ke berbagai isu-isu kontroversial pada lagu seperti “Aborsi adalah Kejahatan”. Penyanyi itu juga menyatakan perasaan pribadinya di jalur yang bergerak “Sembuhkanlah Me”. Sayangnya, tak seorang pun muncul untuk dapat melakukannya. masalah mental Blondy terus untuk melampiaskan malapetaka di kehidupan pribadinya, menyebabkan dia kembali ke rumah sakit jiwa untuk perawatan lebih beberapa. Tetapi pada akhir 94 Blondy kembali di garis depan dunia musik. Memang pada tanggal 10 Desember tahun itu penyanyi yang dilakukan di Abidjan di sebuah festival musik yang diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun pertama kematian Presiden Houphouët-Boigny’s. Beberapa hari kemudian Blondy terbang ke Paris, membuat comeback mengesankan di Le Zenith (pada tanggal 29 Desember). Pada tahun 1996 Blondy kembali dalam grafik sekali lagi dengan “Best of” album kompilasi. Bintang reggae juga kembali ke studio akhir tahun itu untuk mulai bekerja pada sebuah album baru berjudul “Grand Bassam-Sion Rock” (Boncana Maïga bergabung dengannya untuk melihat setelah aransemen musik). Dirilis pada Juni 96, album baru Blondy mengungkapkan penyanyi untuk menjadi poliglot benar – “Grand Bassam-Sion Rock” menampilkan lagu-lagu direkam dalam bahasa Arab, Malinke, Perancis, Inggris, Wolof dan Ashanti! album baru Blondy’s – perpaduan kaya reggae, rock dan funk – juga termasuk versi cover inovatif dari Bob Marley “Natural Mystic”. 1998: “Rabin Ytzah” Setelah lama meninggalkan catatannya perusahaan EMI, Blondy kembali muncul di dunia musik Pantai Gading pada tahun 1998 dengan merilis album kaset berjudul “Ytzah Rabin” (judul adalah pun simbolik pada nama dibunuh Perdana Menteri Israel Itzhak Rabin) . lagu baru Blondy terbukti lebih keras memukul dari sebelumnya, trek seperti “Armée française” (Tentara Perancis) dan “Guerre civile” (Civil War) mengambil sikap tegas anti kemapanan. penggemar Blondy mungkin menghargai lirik radikal bintang reggae baru, namun politisi terkemuka Pantai Gading jelas tidak. Blondy album CD baru dirilis pada bulan September pada Une Musique (label milik stasiun televisi Prancis TF1). “New Dawn”, sebuah lagu direkam dalam bahasa Inggris, dipilih sebagai rilis single pertama. Pada tanggal 25 dan 26 Desember 1998, penyanyi menyelenggarakan “Festa 98″ di Grand Bassam, dekat Abidjan. Festival, yang menarik berubah besar-out (hampir 200.000 penggemar musik), berakhir dengan konser oleh Alpha Blondy sendiri, tiba di atas panggung jam 6 pagi. Blondy melakukan tur baru yang luas untuk mempromosikan “Yitzhak Rabin” di Eropa. Meskipun memutar pergelangan kaki di panggung selama konser pertamanya di Perancis, penyanyi menghormati tanggal yang tersisa dalam tur, tidak ingin mengecewakan fans Perancis. Pada tanggal 13 Maret 1999, Blondy membawa rumah turun di Le Zenith di Paris, dengan kinerja yang mengejutkan yang berlangsung selama tiga jam. Satu hal yang pasti – Alpha Blondy, Côte d’Ivoire’s Raja yang tak perlu dari reggae, tetap menjadi sosok yang sangat ambigu di dunia musik Afrika. Penyanyi itu tidak hanya dikritik karena lampiran yang berlebihan kepada Presiden Houphouët akhir-Boigny, namun kehidupan pribadinya juga telah membuktikan terkenal tidak menentu dan tidak stabil (Blondy telah beberapa kali menikah dan memiliki empat anak perempuan dan dua anak oleh ibu yang berbeda). Namun, jika Blondy memiliki kritik, ia juga memiliki ribuan penggemar setia siap untuk musim semi untuk pembelaannya. Dan tidak ada yang bisa menyangkal bahwa bintang berwarna-warni secara signifikan telah meningkatkan profil Afrika reggae! Blondy kemudian melanjutkan untuk menebus masa lalu ambigu politiknya, bagaimanapun, rekaman lagu serangkaian protes di mana ia mengambil berbagai penyebab termasuk kebebasan pers Afrika. Pada akhir November ’99 bintang reggae merilis sebuah single keras memukul berjudul “Journalistes en bahaya” (lagu yang ditulis oleh “Reporters Sans Frontières” Perancis asosiasi) dari mana ia menyumbangkan semua keuntungan untuk wartawan Afrika yang telah dipenjara untuk pandangan politik mereka. Allah Bahkan, single ini muncul di album baru Blondy’s, “Elohim” (kata Ibrani yang berarti “Tuhan” atau “Saya orang banyak”). Album ini dirilis di Afrika pada akhir ’99 dan tiba di toko musik Perancis pada bulan Februari 2000. Beberapa trek yang lain pada “Elohim” ditulis dalam vena marah sama, Blondy melampiaskan kemarahan di politik, korupsi penyalahgunaan dan kemiskinan di tanah airnya (cf “Les voleurs de la République”, “Dictature” dan “La antrian du Diable”) . Sebagai span Pantai Gading ke dalam krisis politik pada awal 2000, Blondy mulai memainkan peran yang semakin tinggi profil mengambil bagian dalam debat publik tentang masa depan negara dan berbicara keluar pada beberapa isu-isu kunci. Hanya dua tahun kemudian Maret 2002 yang Blondy mengeluarkan album berikutnya. Berjudul “Merci”, yang karya baru merayakan tahun kedua puluh seniman di bisnis musik. Pada konferensi pers peluncuran album diadakan di Abidjan, Pantai Gading, yang Reggaeman menyatakan: “Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan dan semua orang yang telah memberikan kontribusi bahkan jauh untuk karir saya (…) Saya juga ingin berterima kasih kepada musuh-musuhku Karena kritik mereka dan kepalsuan mereka telah memungkinkan saya untuk memperbaiki. ” (AFP 12/03/02). Seperti politik seperti biasa, album ini menampilkan dua lagu, “Politruc” dan “Feu” yang memberikan kritik politik yang serius. Ini juga termasuk sebuah pamflet terhadap ranjau anti-personil, co-sung dengan Ophélie Winter dan berhak “Siapa kau?”. Band Rap Saïan Supa Crew berkolaborasi untuk judul yang lain, “Wari”. Alpha Blondy menggebrak tur Perancis baru pada bulan Mei 2002, muncul di Olympia, di Paris, pada tanggal 15 Mei. Pada akhir Agustus, reggaeman Pantai Gading terbang ke Amerika Serikat dan Amerika Latin (di mana dia memiliki status sebagai salah satu tokoh besar dunia reggae internasional). Merayakan dua puluh tahun karirnya, penyanyi yang memulai pada tur-mega pada bulan November 2002, bermain di semua tempat stadion utama di seluruh Afrika. Namun, gangguan politik kembali ke rumah di Pantai Gading mengganggu organisasi tertentu dan tanggal konser beberapa harus dibatalkan. (The Blondy konser itu untuk dilaksanakan di ibukota Burkina Faso Ouagadougou dibatalkan menyusul adanya pelarangan oleh Menteri Dalam Negeri). Pada tanggal 23 Februari 2003, Alpha Blondy dinominasikan untuk Grammy Award (untuk Best Reggae Album of the Year) dan diundang untuk upacara penghargaan di New York. Tapi bintang Pantai Gading reggae adalah pipped di pos oleh Lee Scratch Perry. Belakangan tahun itu, reggae UB40 bintang Inggris Blondy diundang ke studio dengan mereka untuk duet pada “Young Guns” (lagu yang termasuk pada versi Perancis dari album “Homegrown”). Kembali di Jalan Pada akhir tahun 2003, Alpha Blondy terbang ke Brasil (sebuah negara di mana ia tetap sangat populer). Penyanyi itu kembali ke Brasil pada awal 2004 untuk dua tanggal ekstra dan juga tampil di Argentina. Setelah itu ke Dakar (di mana ia tidak dilakukan selama bertahun-tahun) dan La Réunion. Pada musim panas tahun 2004, Alpha Blondy mengalami kecelakaan lain, patahan fibula ketika ia terjatuh dari panggung pada akhir konser di Perancis pada bulan Juli. Meskipun memiliki kakinya di plester, penyanyi memanjat kembali di atas panggung pada kruk seminggu kemudian di Belgia, kemudian ditekan pada konser di Brazil dan Argentina. Pada akhir tahun itu, Blondy juga melakukan seri baru tanggal di Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Senegal dan Gambia. Blondy dijalankan pada kecepatan yang sibuk sama tahun 2005, terbang bolak-balik melintasi dunia untuk tanggal internasional. Setelah tur mini dari Amerika Serikat, bintang reggae Pantai Gading pindah ke Australia dan Selandia Baru. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Portugal, Mauritius dan La Réunion. Pada bulan Juni 2005, sebuah kompilasi Alpha Blondy, berjudul “Akwaba”, tekan toko kaset. Album ini tidak benar-benar fitur apapun lagu baru, tapi tidak mencakup versi baru dari beberapa hits yang terbesar rerecorded dengan artis-artis tamu, seperti Neg’marrons, Magic Sistem dan Mokobe (dari pakaian rap Perancis 113). Pada tanggal 2 Juli 2005, di tengah-tengah tur Eropa, Alpha Blondy muncul di “Live 8″ (versi Perancis konser Bob Geldof’s penggalangan dana) dipentaskan di halaman Château de Versailles. Sepuluh tanggal diikuti di Amerika Serikat, kali ini, sebagian besar di Pantai Barat dan di Hawaii. Pada bulan Agustus, Blondy pindah ke Meksiko dan Puerto Rico. Pada tanggal 4 September 2005, Alpha Blondy dan tata surya dilakukan di Teluk tahunan 10 Monterey Reggaefest, di California. Pada tanggal 21 September 2005, reggaeman Pantai Gading menjadi Messenger Perdamaian PBB di Pantai Gading. Alpha Blondy terus melakukan konser di seluruh dunia sepanjang tahun 2006. Sementara itu, ia juga terus jadwal kampanye sibuk, pertemuan para pemimpin politik di Pantai Gading serta kepala negara dari negara-negara tetangga. Pada tahun 2007, setelah menghentikan off di tiga tujuan yang berbeda di Hindia Barat Prancis, reggaeman Pantai Gading terbang ke Haiti untuk memainkan dua konser di sana pada bulan Maret (sebagai bagian dari festival de Quinzaine La Francophonie ‘). Dia menggunakan kesempatan ini untuk membuat daya tarik publik terhadap kekerasan. 2007: “Kemenangan Jah” Pada bulan November 2007, Alpha Blondy memecah keheningan lima tahun diperpanjang di bagian depan rekaman, merilis album baru berjudul “Kemenangan Jah.” Bintang Pantai Gading telah bersumpah bahwa ia tidak akan membuat album lain asalkan ada perang di tanah airnya. Dan, benar firman-Nya, Alpha Blondy telah menunggu untuk perjanjian-perjanjian perdamaian yang akan ditandatangani di Ouagadougou dan kembali ke tenang relatif di Pantai Gading sebelum kembali ke studio. Alpha Blondy diproduksi “Kemenangan Jah” dengan uluran tangan dari Tyrone Downie (salah satu mantan Wailers Bob Marley) yang juga guested sebagai keyboard player dan programmer musik. Album ini juga menampilkan duo reggae legendaris Jamaika Sly & Robbie pada drum dan bass. “Jah Kemenangan” berkisar sembilan belas lagu, dilakukan di Perancis, Inggris dan Dioula dan nada itu radikal hardhitting, terutama pada trek seperti “Mister Grande gueule”, “Les Salauds” dan “Penjualan racistes.” Namun, di lain waktu “Jah Kemenangan” itu diresapi dengan optimisme biasa Blondy dan mistisisme. Album ini juga menampilkan beberapa kejutan musik termasuk cover inovatif dari klasik Pink Floyd “Wish You Were Here” (lengkap dengan selingan bagpipe), sebuah bagian akordeon tentang “Gban Gban” dan suara gitar rock dan bom meledak di “Les Salauds. “ Alpha Blondy menggebrak nya “Jah Kemenangan” tur di Angola pada bulan Oktober 2007 dan melanjutkan untuk memainkan serangkaian tanggal internasional di Perancis (termasuk konser di Zenith Paris pada tanggal 16 November), Belanda, Jerman dan Italia. Musim dingin tahun 2007 menampilkan tanggal penting dalam karir Alpha Blondy, para reggaeman kembali ke tampil di Pantai Gading untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Pada tanggal 30 Desember, bintang Pantai Gading turun ke panggung di Yerusalem Espace, di Grand-Bassam, headlining di festival Festa – yang, tahun itu, telah secara khusus berganti nama menjadi ‘festival Festarrr’ (3 Rs berdiri untuk Rekonsiliasi, Reunifikasi dan Rekonstruksi).

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Makna Lagu "No Woman,No Cry" Yang Sering Disalah Artikan Oleh Semua Orang .. !!

Siapa penikmat Reggae yang tidak tahu Lagu Legendaris dari Bob Marley ini ?. Bahkan yang bukan penikmat Reggae pun banyak yang tahu. tapi apa Brada N Sista tau sisi lain dari lirik lagu ini ?. Refrain utama lagu ini yang juga sekaligus menjadi judulnya berbunyi: “No, Woman, No Cry” yang kalau dilafalkan dalam logat jamaica dituliskan seperti “Nuh, woman, nuh cry”. kata “nuh” adalah sebutan praktis/singkat untuk kata “no” (tidak), yang disana juga dapat diartikan sebagai “don’t” (jangan). Di dalam lagu tersebut banyak sekali bahasa prokem dalam syair lagu ini dan dari sisi judul pun banyak yang salah kaprah, banyak yang mengartikan bahwa judulnya itu kurang lebih berarti “Tidak punya wanita tidak usah menangis” atau “Tidak ada wanita maka berarti tidak ada tangisan”. Kurang lebih begitu arti nya dalam bahasa gaul kita sehari – hari. Namun, arti sebenarnya lagu tersebut bermakna yang mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita. Dalam dialek jamaika, judul ini dibaca “No Woman! No Cry!” yang kalau didefinisikan dalam dialek Inggris atau Amerika menjadi “Don’t Woman! Don’t Cry!” yang berarti “Jangan wanita(ku), jangan menangis” atau “Tidak wanita(ku), tidak dengan tangisan”. Inti dari lagu ini ada lah untuk menghibur wanita – wanita di Jamaica, karena banyaknya kekerasan, pemerkosaan, di perjual belikan, sampai menjadi budak. Tapi kebanyakan dari kita malah mengolok – olok wanita dengan lagu ini. Coba bayangkan jadi apa kita kalau tidak ada wanita Brada, dan Bob Marley mengetahui bahwa wanita memegang peranan penting dalam kehidupan. Salut untuk Bob Marley & Lagu No Woman, No Cry. Kalau kurang jelas silahkan dengarkan kembali lagu Bob Marley, No Woman, No Cry, dengarkan dan resapi setiap ba’it liriknya.

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Karya Anak Anak SMK Tunas Grafika Informatika

Karya 1

Karya 2

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Bob Marley “Teriakkan Kebebasan” Lewat Musik Reggae




Analisis Lirik Lagu :
Could You Be Loved Could you be loved … and be loved Could you be loved … and be loved (Bisakah kita sebagai manusia pada akhirnya mendapatkan kasih sayang dan penghargaan yang patut kita dapatkan dari sesama manusia) Don’t let them fool you ( ‘Them’ merujuk kepada pemimpin dari komunitas babilon sebagai representasi penguasa yang opresif, jangan dengarkan retorika mereka karena berisi kepalsuan) Or even try to school you, oh! No (jangan biarkan mereka membodohi kita, bersambung dari analisis lirik sebelumnya, bagaimanapun isi pesannya lebih luas, kalimat ini mungkin berbicara tentang keadaan menyedihkan dari pendidikan yang diterima oleh anak – anak di Jamaica. Anak – anak diwajibkan memakai sepatu di sekolah, untuk sebuah Negara yang memiliki pendapatan rata – rata per kepala keluarga perminggu kurang dari 50 dolar, banyak yang tak mampu membeli sepatu. Lirik ini mungkin juga mengungkapkan validitas dari apa yang di ajarkan dari kebanyakan sekolah di Jamaica. Sekolah di Jamaica menggunakan buku-buku yang sudah usang dan mengajarkan tentang kehebatan kaum kulit putih sebagai penjelajah dan pahlawan serta negara Inggris sebagai negara yang membantu orang-orang Jamaica. Buku sejarah tidak berbicara tentang perbudakan, dan tidak menjelaskan asal usul nenek moyang dari orang Jamaica, malah kebanyakan buku-buku merujuk kerajaan Inggris sebagai penyelamat dan bukan penjajah. Marley ingin dunia mengetahui ketidakadilan yang terjadi dalam sistem pendidikan di Jamaica. ) We’ve got a mind of our own ( Kalimat ini menyatakan bahwa kita bisa bertindak atas pemikiran kita sendiri dari pada hanya mengeluh. ) So go to hell if what you ‘re thinking is not right ( Jangan berdiam diri lebih lama dalam ketidakadilan ini ) Love would never leave us alone ( Mereka akan selalu memiliki satu sama lain yang akan membantu mereka dalam melewati penderitaan ini. ) In the darkness there must come out to light ( Pada akhirnya kita akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi hak kita. ) Could you be loved … and be loved Could you be loved…. and be loved ( Apakah kita mampu memberikan cinta kepada semua. ) The road of life is rocky And you may stumble too ( Bersiaplah untuk hal-hal yang baik maupun buruk ) So while you point your fingers Someone else is judging you Love you brotherman ( Jika kamu melabel seseorang kamu tidak lebih baik dari orang yang kamu labeli, sebaliknya dengarkan dan cintai tetangga mu dan belajarlah dari mereka. ) Could you be, could you be, could you be loved Could you be, could you be loved Could you be, could you be, could you loved Could you be, could you be loved ( Dapatkah kamu dicintai dan memberikan cinta sebagai balasan kepada semua. ) Don’t let them change you Or even rearrange you, oh! No We’ve got a life to live ( Berpegang teguh lah kepada keyakinan mu, itu tidaklah gampang. Kita memiliki kehidupan untuk di jalani, kehidupan kita sendiri, bukan kehidupan orang lain. ) They say only, only Only the fittest of the fittest shall survive Stay alive (Banyak yang akan mencoba sekuatnya menghalangi kita, jangan biarkan mereka. Interpretasi lain dari lirik ini adalah : perjalanan dari Afrika sangatlah berat dan hanya yang paling kuat yang dapat bertahan di kapal pengangkut budak. Kita telah berjuang selama berabad – abad, tetaplah berjuang dan kita akan bertahan.) Could you be loved … and be loved Could you be loved … and be loved You ain’t gonna miss your water Until you’re well runs dry No matter how you treat him Them will never be satisfied Say something (Kamu tidak akan pernah kalah sampai kamu berhenti berjuang, Babilon tidak akan pernah puas, Angkat bicaralah terhadap penindasan!.) Could you, be, could you be, could you be loved Could you be, could you beloved Could you be, could you be, could you bed loved Could you be, Gould you bed loved Say something, say something Say something Say something, say something Say something Say something Say something, say something (Jangan berdiam diri lebih lama, angkat bicaralah, lewat musik dengan sebuah pesan dari musik reggae) Reggae, reggae Say something Rockers, rockers Say something Reggae, reggae Say something Reggae, reggae Say something Rockers, rockers Say something could you be loved Say something could you be loved Say something Say something could you be, could you be, could you be loved Say something (Analisa lirik: Greg M. Dorsey; 1998) “Could You Be Loved“ ditulis oleh Bob Marley sebagai hasil dari pengamatan dia akan buruknya sistem pendidikan di Jamaica, orang – orang yang hidup dalam kemiskinan, dan berbagai keadaan yang menimbulkan penindasan terhadap baik orang – orang Africa maupun orang Jamaica. Dalam kalimat, “Don’t let them fool you or even try to school you”, Marley menulis tentang bagaimana sekolah di Jamaica memiliki peraturan bahwa sepatu harus dipakai di sekolah. Banyak keluarga di Jamaica tidak mempu memiliki sepatu, yang menghambat anak – anak dari mengikuti pendidikan di sekolah. Dalam Baris lagu selanjutnya yang berisi “don’t let them fool you” , bagian ini mungkin bercerita tentang apa yang diajarkan di sekolah. Buku – buku sekolah di Jamaica yang sudah kadaluwarsa mengajarkan anak – anak Jamaica sejarah yang bias yang tidak menghiraukan untuk mengajari mengenai perbudakan dan menunjukkan darimana orang – orang Jamaica berasal. Metode pengajaran seperti ini merampas identitas dan harga diri dari orang – orang Jamaica. Sudut pandang Marley tentang pendidikan umum di Jamaica sangatlah negatif. Ia berkata, “Don’t let them School You”, karena ia percaya bahwa jenis pendidikan seperti ini tidak boleh berlanjut. Pendidikan Marley sendiri bersifat informal, ia belajar tentang sejarah orang – orangnya dari musik dan mengamati kehidupan di sekitar dirinya. Dari analisa terhadap lirik lagu ini, terlihat kepribadian Marley yang pemberontak dan berani bersuara lantang, ini semua adalah ciri khas dari orang – orang dengan ekstrovert thinking. Sumber : http://haritsaja.wordpress.com/2011/05/05/bob-marley-teriakkan-kebebasan-lewat-musik-reggae/

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Sejarah Legenda Reggae "Robert Nesta Marley" (Indonesia Version)

Reggae jadi mendunia karena satu orang yang bernama Bob Marley. Para duta besar regage berebut memberi label atau penghargaan kepada Bob Marley. Dari tangan cowok blasteran ini lahirlah hits klasik seperti No Woman No Cry, I Shot the Sheriff, dan Waiting in Vain. Bob Marley memiliki nama lengkap Robert Nesta Marley Bob Marley seorang penyanyi, penulis lagu, gitaris dan aktivis Jamaica. Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada tanggal 6 Februari 1945 di Nine Miles, Saint Ann Parish dan besar di lingkungan miskin di Trenchtown, Jamaika. Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Tinggi badannya 172 cm Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston. Karier profesional dimulai ketika Bob masih remaja berusia 16an, bersama dua temannya, Bunny Livingston dan Peter McIntosh (Peter Tosh). Ia pertama kali rekaman pada tahun 1962, bersama The Teenagers atau yang juga dikenal sebagai The Wailing Rudeboys. Album perdana mereka keluar tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Tahun 1966, setelah menikahi Rita Anderson. Dan Rita-lah yang memperkenalkan Bob pada Rastafarianism. April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya. The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya. Reggae sendiri merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin membekas di perasaan sebagian besar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an, apalagi sejak masa kepindahan Bob Marley. Musik reggae mulai membumi dan dikenal dunia. Reggae sendiri berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady. Namun demikian, kepindahan Bob ke Amerika Serikat tidak bertahan lama. Dirinya tidak betah. Lantas Bob memutuskan untuk pulang dan memilih menyempurnakan lagu yang ditulisnya. Tahun 1973 bersama Island Records, Bob merekam dan merilis Catch a Fire. The Wailers berkolaborasi dengan Lee Scratch Perry, menghasilkan hit-hit unggulan seperti Soul Rebel, Duppy Conquerer, 400 Years dan Small Axe. Kolaborasi tersebut berakhir pahit karena Perry menjualnya di Inggris tanpa persetujuan the Wailers. Namun peristiwa tersebut berbuah manis, Chris Blackwell, pemilik Island Records mengontrak the Wailers dan memproduseri album mereka CATCH A FIRE dan BURNIN. Album inilah yang menyebarkan demam Reggae ke seluruh dunia. Pada saat itu Bob mampu memberikan pilihan baru kepada penggemar rock, bahwa dalam reggae Bob Marley menghadirkan kepercayaan diri, pemberontakan, dan keadilan. Akhir yang Tragis. Pada tahun 1976, Bob Marley hijrah ke Inggris. Kreatifitasnya tak mereda, EXODUS berhasil nangkring di British charts selama 56 minggu. Kesuksesan ini diikuti album berikutnya, yaitu KAYA. Kesuksesan tersebut mampu mengantarkan musik reggae ke dunia barat untuk pertama kalinya. Pada tahun 1977, Bob Marley divonis terkena kanker kulit, namun disembunyikan dari publik. Bob Marley kembali ke Jamaica tahun 1978, dan mengeluarkan SURVIVAL pada tahun 1979 diikuti oleh kesuksesan tur keliling Eropa. Sampai tahun 1979, Bob jadi orang super sibuk karena turnya laku digelar di seluruh penjuru dunia dan juga di Madison Square Garden, venue yang waktu itu jadi barometer buat popularitas seorang artis kelas dunia. Bob Marley melakukan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka merengkuh warga kulit hitam di Amerika Serikat. Namun pada tanggal 21 September 1980, Bob Marley pingsan saat jogging di NYC's Central Park. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru dan lambung. Tim dokter memastikan bahwa kanker yang mula-mula hanya ada di kaki sudah menjalar ke mana-mana, mulai dari ke otak, paru-paru, bahkan sampai ke liver. Penyanyi reggae inipun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak. Walaupun telah meninggal, nama Bob Marley seakan tidak pernah lenyap dari dunia musik, khususnya musik Reggae. Bahkan musik Reggae pun semakin diterima dunia. Mungkin ini lah salah satu cara yang harus dilakukan oleh sang dewa Reggae untuk tetap menghidupkan musik Reggae. Bob Marley, sang legenda reggae, memang pantas menjadi legenda. Kesadarannya untuk mengajak orang memperjuangkan hak asasi mereka, kental tertuang dalam petikan salah satu syair lagunya yang sangat populer. Kesadaran dan kepeduliannya pada persoalan-persoalan sosial-politik bermetamorfosis dalam lagu-lagu ciptaannya sebagai satu kekuatan tersendiri yang menggelitik para penggemarnya. Itulah Bob Marley. Sikap dan perjuangannya jelas. Tak heran jika ada yang menjuluki Bob Marley sebagai nabinya para rasta, nabinya para reggae atau bahkan nabinya para pecandu. Di Indonesia, kita punya Gombloh. Legenda penyanyi jalanan negeri kita yang tak berumur panjang itu, menggugah semua penggemarnya lewat lagu-lagu heroik untuk mencintai negerinya. Sampai kini, lagu Kebyar Kebyar masih kerap berkumandang di sekolah-sekolah, di kampung-kampung kumuh, atau di lapak-lapak kaki lima. "Indonesia, merah darahku, putih tulangku, bersatu dalam semangat...." Syair sederhana yang dinyanyikan dengan tulus ini, tetap mampu menggetarkan sanubari dan merindingkan jiwa kita. Itulah Gombloh. Sikap dan perjuanganya juga jelas. Gombloh memang telah tiada. Bob Marley pun sudah lama hengkang dari kejamnya dunia. Tapi sikap dan semangat perjuangan mereka terus hidup dan bisa kita rasakan melalui lagu-lagu mereka. Dan untuk mengubah kondisi Indonesia saat ini, perpaduan sikap dan semangat perjuangan Gombloh dan Bob Marley, sangatlah pas. Kita butuh semangat cinta bangsa cinta negeri yang tulus seperti yang didendangkan Gombloh. Kita juga perlu semangat keberanian untuk memperjuangkan hak-hak kita seperti yang dinyanyikan Bob Marley. Penghargaan sang legenda
Pemerintah Jamaika menyatakan, pihaknya akan mendeklarasikan rumah Bob Marley di Kingston sebagai sebuah monumen nasional, 25 tahun setelah kematian legenda reggae itu. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Maxine Henry Wilson, pernah mengemukakan penghormatan itu diberikan sebagai pengakuan terhadap segala yang telah dikerjakan Marley untuk mempromosikan tanah airnya di Karibia di luar negeri. Pada tahun 1978, Bob Marley pernah menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman. One Love! One Heart! Lets get together and feel all righ Hear the children cryin (One Love!); Hear the children cryin (One Heart!) (One Love / People Get Ready) Marley, yang meninggal dunia akibat kanker di Amerika Serikat pada 1981, akan genap berusia 62 tahun pada Mei ini. Dikenal sebagai Tuff Gong International, rumah Marley kini merupakan sebuah studio musik dan tujuan kunjungan wisata terkemuka bagi para turis. Marley, yang masih tetap dianggap sebagai salah satu bintang pop musik paling dikenal, menerima Bintang Jasa (Order of Merit), penghargaan nasional tertinggi ketiga Jamaika, tak lama setelah kematiannya. Namun demikian, para pejabat pemerintah telah berulang kali tak menanggapi seruan agar menjadikan Marley sebagai pahlawan nasional. Sebagai penganut Rastafarian yang taat, dan seseorang yang menggunakan marijuana sebagai bagian kepercayaan agamanya, Marley telah lama berjuang bagi legalisasi dedaunan yang dikenal secara lokal sebagai ganja. Belum diketahui secara pasti kapan upacara peresmian Tuff Gong, yang dalam bahasa slank Jamaika berarti suara keras, menjadi monumen nasional akan diselenggarakan.(*) Lahirnya Rambut Gimbal Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang. Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional. Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh. Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum “Dread” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlocks—tatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari). Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para “baldhead” (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylon—istilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968. Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen. Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas. Sumber : http://blackandwhitecomunity.blogspot.com/2012/09/biografi-bob-marley.html

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Memasang Basmallah di Awal Setiap Postingan Blog (Untuk Agama Islam !)

Memasang Basmallah di Awal Setiap Postingan Blog | Sebagai umat muslim tentunya sangat dianjurkan membaca basmalah yaitu "Bismillahhirrohmannirrohim", setiap akan melakukan aktivitasnya, supaya mendapat rahmat dan ridlonya dari Allah SWT. Cara membuat / memasang tulisan Bismillah di setiap awal postingan blog : 1. Seperti biasa masuk ke akun Blogger 2. Klik Rancangan 3. Pilih Edit HTML 4. Lakukan pencarian dengan ctrl + F yaitu kode 5. Copy kode dibawah ini dan letakkan diatas kode
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

6. Selesai, simpan template Sekarang blog anda akan tampil religius, selamat memasang tulisan bismillah di postingan blog anda. Sumber : http://karya-smkti.blogspot.com/2012/05/memasang-basmallah-di-awal-setiap.html

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Kekayaan Alam Indonesia yang Tersembunyi ..

Indonesia memang negeri yang kaya akan keindahan alamnya. Bahkan, semua wisata dunia terkenal pun ada disini. Jadi kita tidak usah repot untuk berwisata keluar negeri lagi, cukup di Indonesia. Jika anda ingin berlibur, cobalah untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di bawah ini. Pasti anda akan serasa berlibur di luar negeri. Raja Ampat Papua dan Phi Phi Island, Thailand Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat. Pemandangan Raja Ampat Papua mirip dengan Phi Phi Island yang ada di Thailand bahkan lebih indah dari Phi Phi Island. Di Raja Ampat Papua kita bisa melihat Pulau-pulau yang berbukit-bukit hijau dengan air laut yang jernih. Air terjun Moramo dengan Air terjun Niagara Moramo adalah air terjun indah bertingkat tujuh yang terletak di kabupaten Konawe Timur, Sulawesi Tenggara. Air terjun ini tidak sebesar Niagara, tapi keindahannya tidak kalah dengan air terjun Niagara yang ada di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada itu. Dengan air terjun Moramo yang lebih kecil, kita bisa menikmati air terjun Moramo lebih dekat dan bisa mandi di air terjun dan tentunya hal ini tidak bisa kita lakukan di air terjun Niagara. Green Canyon dengan Grand Canyon Green Canyon terletak di desa Cijulang Ciamis, Jawa Barat. Di Green Canyon kita bisa melihat sungai berwarna hijau tosca yang diapit dengan bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Disana kamu juga akan melihat sungai yang menembus gua dengan keindahan batu-batu stalaktit dan stalakmitnya. Alam sungai Cijulang yang mirip dengan ngarai-ngarai (canyon) di Grand Canyon Colorado, Amerika Serikat itu membuat daerah tersebut dikenal dengan nama ”Green Canyon”. Walaupun tidak sebesar Grand Canyon Amerika Serikat, Green Canyon Cijulang ini lebih hijau dibandingkan Grand Canyon di Amerika Serikat yang gersang. Carstensz Pyramid dengan Mount Everest Carstensz Pyramid dan Mount Everest merupakan bagian dari Seven Summit di 7 benua dunia. Carstensz Pyramid terletak di propinsi Papua. Kalau Mount Everest merupakan puncak tertinggi di dunia, Carstensz Pyramid merupakan puncak tertinggi di Indonesia. Kedua puncak gunung tersebut sama-sama diselubungi oleh salju abadi. Taman Nasional Baluran dengan padang savana Afrika Taman Nasional Baluran terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Taman Nasional Baluran sering dijuluki sebagai Afrika-nya Jawa. Disini kamu bisa melihat miniatur Savana Afrika dan banyak satwa liar yang berkeliaran mirip di Afrika. Pemandangan Gunung Baluran yang mirip Kilimanjaro beserta hamparan savana dan rumput yang mengering berwarna keemasan menambah kesan bahwa daerah ini memang benar mirip Afrika. Taman Nasional Wasur dengan alam Australia Taman nasional Wasur terletak di Merauke, Papua. Taman nasional Wasur, memiliki habitat dan satwa mirip Australia, yaitu hutan savana dengan berbagai jenis kanguru. Di dalam kawasan TN ini terdapat berbagai jenis fauna dan flora diantaranya adalah Burung Kasuari, Cenderawasih, dan Kanguru yang berukuran lebih kecil dibanding kangguru Australia. Gunung Pasir Parangkusumo dengan gurun Sahara Gumug Pasir Parangkusumo terletak di Yogyakarta. Gumug pasir merupakan gundukan-gundukan yang berisi material pasir di sepanjang Pantai Parangtritis-Parangkusumo sampai muara Sungai Opak. Hal ini merupakan fenomenal unik karena hanya satu-satunya di Asia Tenggara kita bisa melihat padang pasir seperti padang pasir sahara. Walaupun gundukan pasir ini tidak seluas Sahara tapi membuat seolah-olah kita berada di Gurun Sahara. Hutan Kalimantan dengan hutan Amazon Kalimantan memiliki hutan hujan tropis dengan beberapa flora dan fauna yang mirip dengan hutan Amazon. Contohnya adalah Pesut, ular anaconda dan beberapa hewan langka yang hanya ada di Kalimantan dan Amazon. Kehidupan alam dan hutan di Amazon tak jauh beda dengan hutan Kalimantan. Lembab, becek, berawa serta terdapat danau-danau kecil yang kaya akan kehidupan khas lahan basah. Sungai-sungai di Kalimantan yang mirip dengan sungai Amazon menambah kemiripan antara Kalimantan dan hutan Amazon Pantai Kuta Bali dengan Pantai Waikiki Hawaii Bali banyak menyimpan pesona alam yang eksotis. Keindahan pantainya banyak disejajarkan dengan keindahan pantai di Pulau Hawaii. Contohnya adalah pantai Kuta hampir mirip dengan Waikiki terutama pantainya yang ramai dengan pasir putih dan pohon kelapa yang tumbuh di pantai. Taman Sakura Cibodas dengan Sakura Jepang Tak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang untuk menikmati keindahan Sakura. Di Kebun Raya Cibodas, kita bisa melihat pohon Sakura yang sudah ditanam sejak tahun 1953 yang akan berbunga pada sekitar bulan Januari-Februari atau Februari-Maret. Di Kebun Raya Cibodas telah ditanam ratusan pohon Sakura dengan 7 jenis tanaman. Sekarang kita bisa menikmati `hanami`(tradisi melihat bunga) tanpa harus pergi ke Jepang dengan melihat mekarnya bunga Sakura di Cibodas. Ranu Kumbolo dengan hutan pinus Eropa Ranu Kumbolo terletak di Jawa Timur, sebuah danau di pegunungan Semeru dengan ketinggian 2500 meter di atas permukaan air laut. Disana juga terdapat padang rumput yang dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Ketika suhu berada di bawah 0°c , kadang-kadang terjadi hujan salju kecil. Jika suhu sangat dingin pinggir-pinggir danau ranukumbolo bisa membeku, dan juga terlihat rumput-rumput yang memutih seperti salju karena embun yang membeku di rerumputan yang membuat suasana seperti di Eropa. Way kambas dengan Hutan India Way Kambas Sumatera memiliki satwa yang mirip dengan satwa yang ada di hutan India seperti gajah, harimau, Badak dan beberapa hewan lain. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) terletak di propinsi Lampung. Di Way Kambas ada wisata naik gajah sehingga kita bisa merasakan sensasi seperti raja-raja India yang konon bepergian dengan menunggang gajah. Sumber: keunikan-dunia-kita.blogspot.com

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

10 Rekor kekayaan alam Indonesia ..

Sebagai warga negara Indonesia kita harus bangga karena Indonesia memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan negara lain. Berikut ini 10 daftar rekor yang dimiliki oleh negara ini. 1. Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Indonesia Indonesia 2. Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2) dan Pulau Papua (421.981 km2) Pulan Kecil Pulan Kecil 3. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Laut Laut 4. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut Suku Suku Indonesia Suku Suku Indonesia 5. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua. LNG LNG 6. Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species). Terumbu Karang Terumbu Karang 7. Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). cengkeh cengkeh 8. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Kayu Lapis Kayu Lapis 9. Indonesia memiliki biodiversity Anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Bunga Anggrek Bunga Anggrek 10. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan oleh air laut atau abrasi pantai Hutan Bakau Hutan Bakau Rekor di atas sebenarnya hanya sedikit dari sekian banyak rekor-rekor berkaitan dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa ini. Termasuk posting saya sebelumnya yaitu Burung Cendrawasih yang terkenal dengan bird of paradise dan hanya ada di Papua. Sumber : http://unikapik.blogdetik.com/2010/07/16/10-rekor-kekayaan-alam-indonesia/

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Pandangan Sebelah Mata Masyarakat, Terhadap Orang Berambut Gimbal ..

(OPINI) Bagaimana cara masyarakat memandang orang berambut gimbal dengan sebelah mata, apa masyarakat menilai hanya dari kepribadian luarnya (penampilan) ataukah dari segi kepribadian dalamnya? Konon, sejarah rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa mesir kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal (DREADLOCKC). Demikian juga dewa shiwa dalam agama hindu. Australia dan new Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Sebagai ungkapan spritualitas dan tradisional. Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan didaerah barat. Ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spritualitas rambut gimbal dalam agama hindu dan kaum tribal afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. mereka menyebut diri sebagai kaum “dred” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada tuhan. Rambut gimbal para dread inilah yang memunculkan istilah dreadlocks_tatanan rambut para dread. Saat rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an di jamaika. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok rasta ditutup dan mereka dipindahkan kedaerah Kingston, seperti dikota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana music reagge lahir pada tahun 1968. Ketika music reage memasuki arus besar music dunia pada akhir tahun 1970-aan, tak pelak lagi sosok BOB MARLEY dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trendcenter baru dalam tata rambut dan cenderung terlepas dari nilai spritualitasnya. Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetep menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas. Refrensi: www.google.com Disini saya akan coba menguraikan opini saya terhadap permasalahn ini, kenapa masyarakat memandang sebelah mata terhadap orang berambut gimbal? Dari pengalaman saya sewaktu saya berambut gimbal, memang banyak orang memandang saya dengan sebelah mata yang paling utama itu dari kalangan wanita. Kenapa mereka seperti itu? saya dapat memahami kenapa masyarakat (WANITA) memandang dengan seperti itu, karena masyarakat lebih mementingkan kepribadian luarnya. dimata mereka kepribadian luar lebih mencerminkan keadaan baik atau tidaknya dimata orang. Memang ada benarnya juga bahwa kepribadian seseorang dapat dinilai dari kepribadian luarnya, tapi kita harus memastikannya juga dari kepribadian dalamnya. Mungkin bagi mereka orang berambut gimbal lebih mencerminkan kepribadiaan yang tidak Ter urus dari segi fisikli, terus dari pengalaman mereka juga orang berambut gimbal lebih identik dengan dunia premanisme dan pecandu obat-obatan (NARKOTIKA). Memang tidak saya pungkiri bahwa orang berambut gimbal dari segi penampilan lebih terlihat kumel atau dekil, tapi bahwasannya kepribadian seseorang tidak selayaknya kita pandang hanya dari segi kepribadian luarnya saja. Saya sendiri pertama kalinya merubah gaya rambut saya menjadi Dreadlock atau rambut gimbal hanya karena keinginan yang tersempil semenjak duduk dikelas 2 SMA dan juga sebagai hair style semata. Disitu saya memutuskankan untuk merubah gaya rambut saya menjadi gimbal, karena saya juga ingin sekali sedikit merubah pandangan sebelah mata masyarakat bahwa orang berambut gimbal tidak selalu identik dengan penampilan dekil/kumel, premanisme dan juga dekat dengan dunia obat-obatan terlarang. Dan Alhamdulillah saya bisa melaksanakannya, dan dibawah ini penampilan saya ketika berambut gimbal (Dreadlock). KETIKA SAYA GIMBAL Pengalamn saya ketika berambut gimbal waktu saya bertemu dengan seorang ibu kira-kira berumur 50 tahun keatas sewaktu dikreta api, dengan spontannya ketika si ibu itu berhadapan dengan saya si ibu mendadak tertawa. Lalu saya juga dengan spontan bertanya kepada si ibu: # maaf ibu kenapa tertawa? Apa ada yang salah ia sama penampilan saya? # Lalu si ibu pun menjawab: engga kenapa-napa mas, Cuma lucu aja ibu liat penampilan mas yang berbeda dengan orang lain. # Lalu saya pun dengan lega tersenyum ketika mendengar jawaban si ibu, takutnya ada yang salah dengan diri saya. # Si ibu malah kembali bertanya: mas sudah berapa lama rambutnya kaya gitu? Apa engga gatel mas? # Saya pun menjawab dengan senang hati: kira-kira sudah 2 bulan lebih, ia Alhamdulillah bu kalau dibilang gatel apa engganya? ia getel bu. # Si ibu kembali bertanya: kirain ga gatel mas kalau rambut di bikin gimbal gitu, tapi kalau ibu liat ia mas, sebelum-sebelumnya yang pernah saya liat orang lain yang rambutnya kaya mas ko pada dekil ia? Beda sama yang ibu liat sekarang mas rambutnya dibikin gimbal tapi penampilannya rapi g dekil kaya orang-orang yang pernah ibu liat. # Saya kembali menjawab dari perkataan si ibu: makasi ibu, ia kan seseorang tuh kepribadiannya tuh berbeda-beda. Dari pengalaman ini saya mendapat banyak pelajaran positif dan pelajaran negative yang saya dapatkan. Kesimpulan dari opini ini: kita tidak selayaknya memandang atau menilai orang berambut gimbal dengan sebelah mata, karena kepribadian seseorang tidak bisa kita nilai dari kepribadian luarnya saja tapi dari ke pribadian dalamnya juga. Pesan dari opini ini: Saya berharap sebelum anda memandang atau menilai seseorang berambut gimbal dengan sebelah mata, nilailah dulu diri anda seperti apa dimata orang lain. Mungkin diri anda akan lebih buruknya dari orang yang pernah anda pandang dengan sebelah mata! Kritik dan saran anda yang membangun saya tunggu sekarang juga……. :D

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Sejarah Singkat Dreadlock .. !!

banyak orang yang salah kaprah menanggapi rambut gimbal selalu identik dengan musik reggae atau reggae-mannya. Rambut gimbal atau yang sering biasa disebut dengan istilah “Dreadlocks”, lahir jauh sebelum musik reggae bergema di seantero jagad. Mungkin yang menjadi patokan penilaian orang bahwa gimbal selalu reggae ataupun sebaliknya, adalah sosok bapak Reggae itu sendiri, yakni Robert Nesta Marley atau ngetrendnya Bob Marley. Banyak sejarah yang mendahului lahirnya rambut gimbal sebelum santernya musik reggae. Diantaranya dari Mesir Kuno. Konon, Raja Fir’aun saat itu (2500 SM), Tutankhamen, juga tengah memelihara rambut gimbal. Rambut gimbal juga terlihat pada sosok Dewa Shiwa dalam Agama Hindu. Bahkan di Indonesia sendiri seperti yang telah dinyanyikan Bung Tony Q Rastafara dalam lagu Rambut Gimbal, khususnya di daerah Pegunungan Dieng Jawa Tengah, sampai saat ini mungkin masih ada tentang adat memelihara rambut gimbal untuk si bayi sebagai ungkapan tradisional spiritualitas. Dari sejarah lainnya, Gyani dan Tapasvi sekte yang ada di India, memaknai rambut gimbal sebagai pengingkaran kepada penampilan fisik yang semu. Tidak hanya itu, rambut gimbal, dalam kisah tradisionalnya, dipercaya mampu meningkatkan kekuatan daya tahan tubuh. Keyakinan ini didasari atas pemahaman bahwa energi mental dan spiritual dapat keluar melalui ubun-ubun dan rambut, apabila rambut berbelit dan terkunci, maka dipercaya kekuatan tubuh akan bertahan didalamnya. Kemudian, datanglah sosok Marcus Garvey di Afrika yang mensosialisasikan rambut gimbal ini. Dia (Marcus) mengajarkan religi serta penyadaran identitas kulit hitam melalui UNIA. Dari sinilah, istilah “Dread” muncul. Para pengikut Garvey menggunakan istilah ini untuk rambut gimbal. “Dread” mereka maknai sebagai tanda hormat kepada Tuhan. Kata “Dreadlocks” yang dimaksudkan adalah tatanan rambut yang terkunci para Dread itu sendiri. Dreadlocks semakin banyak dan disosialisasikan semenjak ajaran Rastafarianisme (1930an) menjadi tonggak religi kaum Dread. Dan disini, Dreadlocks menjadi simbol pelengkap para Rastaman. Dreadlocks juga menjadi simbol perlawanan dan ketidakpuasan rasta-rasta kepada pemerintaahan di Jamaika saat itu. Kelompok “Balhead” (kulit putih dan rambut pirang) dan Rasta juga dibedakan dengan rambut gimbal. Kaum “Balhead” ini mereka (rasta) samakan dengan kaum penguasa dan penindas atau “Babylon”. Karena perkemahan rasta di tutup oleh pemerintah di tahun 1960an, maka kaum rasta berpindah ke Kota Kingston. Dan dari sini jugalah, Bob Marley dengan reggae yang disertai dengan rambut gimbalnya semakin populer. Akhirnya, pada saat itu rambut gimbal secepat kilat menjadi trendsetter dalam dunia hair fashion. Pada intinya, “Dreadlocks” bukan hanya sebagai trend, tetapi juga sebagai bentuk dan gambaran protes atas ketidakadilan, anti kekerasan dan penindasan, anti kemapanan dan solidaritas, dan tentu saja selalu cinta akan perdamaian. Peace, Love, and Respect, One Love One Heart. Woyyo Man.

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)

Bob Marley , Dreadlock (Rambut Gimbal) , Musik Reggae

Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston. Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit Simmer Down. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang rude bwai (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I raja Ethiopia ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya. The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973berisi hits Get Up, Stand Up dan I Shot the Sheriff yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya. Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman. One Love! One Heart! Lets get together and feel all right. Hear the children cryin (One Love!); Hear the children cryin (One Heart!) (One Love / People Get Ready) Dreadlock Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut dreadlocks menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang. Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang firaun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional. Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh. Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum Dread untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlockstatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari). Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para baldhead (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylonistilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968. Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan dread perms alias gaya dreadlock yang permanen. Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas. SEJARAH MUSIK REGGAE Musik Jamaica Pendahulu Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut Burru yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut talking drums (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. Jonkanoo adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat bop. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian skankin pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta ska. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan Rock Steady yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an. Reggae N Rasta Bob Marley tentunya adalah bintang musik dunia ketiga pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya The Harder they Come pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini. Apa sih Reggae Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang berkotbah dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. Reg-ay bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang dibalik dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi lubang lubang iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi. Ngga asli Jamaika lho! Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas pasan dan putus putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan. Its Influences Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya Dancehall Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi. Sumber : http://oghanugraha.blogdetik.com/

0 komentar:

Kalo Copy - Paste Cantumin Nama Sumbernya Juga Ya :)